MANAJEMEN HATI DALAM KELOLA STRES

Oleh Rakhmi Ifada, S.Ag, M.Pd.I

(Guru PAI SMAN 1 Cigombong Bogor)

Setiap manusia tak lepas dari masalah. Manusia hidup diciptakan untuk bisa mengelola masalah. Kehidupan berputar penuh tantangan, hambatan pekerjaan, masalah percintaan dan rumah tangga, tuntutan ekonomi dan tugas-tugas silih berganti datang dan yang menanti. Kesemuanya itu menuntut untuk diselesaikan dan jika seseorang tak bisa menangani itu semua timbullah stres.

Stres merupakan reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau perubahan tertentu. Dalam kapasitas kecil stres bisa menjadi hal positif, misal membuat seseorang lebih teliti, hati-hati dan waspada terhadap bahaya di sekitarnya atau dorongan untuk segera menyelesaikan pekerjaan.

Gejala stres jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadikan seseorang lebih berisiko terkena berbagai masalah kesehatan, seperti pusing, sakit kepala dan otot kaku. Ketika gejala stres muncul, otot-otot tubuh akan menegang dan terasa kaku. Di samping itu, stres berlebihan juga sering kali dapat menimbulkan keluhan migrain dan sakit kepala. Keluhan tersebut biasanya akan membaik dengan sendirinya setelah kita bisa rileks, menarik nafas panjang atau terbebas dari stres.

Rambut akan menjadi rontok dikarenakan stres, dapat menghambat pertumbuhan rambut dan menyebabkan rambut lebih cepat rontok. Normalnya, rambut rontok sekitar 100 helai per hari. Ketika seseorang stres, rambut rontok bisa mencapai setengah atau tiga perempat dari keseluruhan rambut. Bahkan, rambut dapat rontok hanya karena  disisir atau saat keramas.

Adanya masalah dengan kulit ketika sedang stres, disebabkan hormon stres di dalam tubuh seseorang akan meningkat tajam. Perubahan hormon ini dapat membuat kulit menjadi cenderung lebih berminyak, bahkan ada pula yang bersisik sehingga rentan berjerawat manakala mengalami gejala stres.

Di samping itu, stres dapat pula menyebabkan kambuhnya gejala penyakit kulit tertentu, seperti gatal-gatal, eksim, psoriasis, dan rosacea.

Ketika gejala stres melanda seseorang akan menjadi susah tidur atau tidur yang terasa kurang nyenyak. Tidurnya gelisah dan terkadang mengigau. Seiring berjalannya waktu bisa membuat seseorang berisiko mengalami gangguan tidur, seperti insomnia dan gelisah sepanjang malam.

Efek dari gejala stres tersebut membuat seseorang akan menjadi sering lelah, lesu, susah berkonsentrasi, hingga berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan mental seperti depresi dan gangguan cemas atau linglung.

Gejala stres sering kali membuat seseorang mengalami perubahan pola makan, misalnya menjadi kurang nafsu makan atau justru lebih banyak makan. Hal ini bisa memicu masalah pada sistem pencernaan, misalnya sakit maag dan lambung akut.

Tidak berhenti sampai di sini saja, seseorang yang stres juga bisa mempengaruhi pergerakan saluran pencernaan dan membuat seseorang sering kembung, sakit perut, hingga sembelit dan susah bab.

Jika gangguan daya tahan tubuh dan rentan penyakit terus menerus terjadi, dengan gejala stres yang dirasakan berkepanjangan menjadikan seseorang mengalami penurunan daya tahan tubuh atau auto imun. Hal ini bisa membuat mereka rentan terkena flu serta batuk dan pilek. Tak hanya itu saja, dalam beberapa kasus penderita asma juga bisa mengalami sesak napas dan batuk, jika sering stres dan bermasalah.

Dan perlu diwaspadai jika stres berkepanjangan bisa membuat tubuh sering mengalami peradangan. Hal ini diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, hipertensi dan kanker.

Stres yang berkepanjangan menjadikan seseorang depresi dan kecemasan. Ini merupakan masalah mental yang mungkin dialami oleh banyak orang. Penyebab dari depresi dan kecemasan pun bermacam-macam, bisa karena adanya masalah pribadi, keluarga, pekerjaan, percintaan, mis komunikasi hingga kehidupan di media sosial. Untuk mengatasi masalah dan dapat mengelola stres dengan baik seseorang perlu mencari ketenangan hati dan fikiran.

Kelola stresmu dengan mendapatkan ketenangan hati (qalbun salim) yaitu terdapat beberapa kondisi kalbu yang disebutkan dalam Alqur’an. Qalbun salim merupakan kalbu yang selamat atau bersih. Kalbu ini merupakan kalbu milik orang yang senantiasa menjaga keimanannya kepada Allah Swt. Orang yang memiliki kalbu ini juga harus menjaga kesucian hati dan keselamatan jiwa. Dengan menyadari adanya kendali dan perasaan atas diri sendiri bagaimana menata hati mencakup bagaimana memikirkan, merenungkan, menerima, legowo dan memberikan respons positif terhadap situasi yang dihadapi.  Selain itu, ketenangan hati pun juga bisa didapatkan melalui beberapa cara selain reaksi terhadap situasi yang sedang dihadapi.

Bagaimanakah cara menemukan ketenangan hati? Cara yang bisa dilakukan untuk mendapat ketenangan hati yaitu dengan pasrah dan tunduk kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa serahkan hati, fikiran dengan doa-doa yang terus kita panjatkan kepadaNya.

Berdoa kepada Allah Swt, dilakukan untuk tujuan spiritual, berdoa dapat memberikan manfaat bagi fisik dan emosional seseorang. Berdoa memungkinkan diri menyingkirkan pikiran-pikiran yang mengganggu. Selain itu, dengan berdoa kita semakin dekat dengan Tuhan Allah Yang Maha Kuasa yang membantu kita untuk menenangkan fikiran, hati menjadi adem mengendalikan stres dan kecemasan sehingga dapat merasakan ketenangan di dalam hati. Apabila masih merasa kesulitan mendapatkan ketenangan batin setelah melakukan hal-hal di atas, kita dapat curhat dengan sahabat atau berkonsultasi dengan psikolog. Dengan berkonsultasi pada ahli, akan mendapatkan bimbingan dan arahan serta solusi yang bisa dilakukan untuk menemukan kedamaian hati.

Supaya tidak terbebani masalah dan dapat melupakan pikiran yang mengganggu ketenangan hati, ada beberapa hal yang bisa  dikerjakan. Misalnya ketika merasa lelah dan cemas, biasanya seseorang akan menjadi overthinking yang tentunya dapat memperburuk keadaan. Untuk mengatasi hal itu, cobalah sesuatu yang rumit tapi tidak membuat kesulitan. Lakukan sesuatu yang biasa dilakukan, tapi dengan sedikit menambah tingkat kesulitan. Pura-puranya sibuk atau menyibukkan diri.  Aktivitas tersebut akan menyita perhatian sehingga membuat kita lupa akan beban pikiran. Misalnya jika seseorang senang gambar atau corat-coret untuk mengalihkan pikiran, cobalah untuk menggambar dengan lebih serius dalam waktu terbatas. Hal ini akan membantu kita menyingkirkan sejenak perasaan cemas dan badan menjadi rileks.

Memfokuskan diri pada sesuatu yang berguna untuk orang lain dapat membuat lupa akan beban pikiran dan pekerjaan. Selain itu, fokus pada kesejahteraan orang lain bisa memberi makna dan tujuan yang baik untuk hidup kita dengan sendirinya.

Seseorang sering mengeluh dan cenderung membanding-bandingkan hidupnya dengan orang lain. Maka dari itu, jika ingin memperoleh ketenangan hati cobalah untuk tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Jadilah diri sendiri, be your self. Batasi pergaulan dan penggunaan media sosial. Karena di balik dampak positif yang diberikan, penelitian menyebutkan bahwa media sosial dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan mental penggunanya.

Tenang berdiam diri di rumah beberapa waktu, rehat, lepaskan beban pikiran dengan mengekspresikan dalam bentuk tulisan. Menulis  merupakan cara bagus untuk komunikasi pribadi seseorang menumpahkan perasaan, melepaskan segala hal yang membebani pikiran. Beberapa orang suka merobek atau membakar kertas sebagai simbol bahwa mereka sudah berhasil move on. Selain itu, menulis diary membantu memproses situasi dan melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Cobalah meluangkan waktu untuk menulis tentang apa yang mengganggu pikiran, tekanan pekerjaan tulis dengan skala prioritasnya. Kemudian baca berulang-ulang tulisan tersebut untuk mencari pelajaran hidup yang bisa kita petik, dan ambil hikmahnya dan lanjutkan hidup.

Cara memanage hati bisa dengan mencoba meluangkan waktu untuk pergi sendirian, mencari tempat yang tenang, asik dan nyaman. Tempat yang tenang menjadikan seseorang dapat berpikir dengan baik. Setelah cukup tenang, dapat berfikir rasional dan mendapat jawaban, putuskan bagaimana masalah tersebut akan ditangani.

Jalan kaki dan olahraga ringan dapat membantu tidur lebih nyenyak dan rileks.

Rasa cemas dapat mempengaruhi kualitas istirahat dan tidir seseorang. Banyaknya pikiran terkadang membuat istirahat menjadi tidak berkualitas sehingga seringkali terbangun saat tidur. Olahraga dapat membuat tidur lebih nyenyak. Hal ini untuk mendapatkan efek pemulihan sebagaimana yang dibutuhkan dan segar kembali.

Belum bisa move on  dari masa lalu membuat seseorang sulit untuk fokus ke kehidupan saat ini dan masa depan, sehingga mengganggu ketenangan jiwa. Memikirkan sesuatu yang tidak bisa kita ubah membuat pikiran jadi semakin tidak karuan. Jika kita merasa dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi di masa lalu, lakukanlah dan introspeksi diri. Apabila kesalahan tersebut tidak bisa diperbaiki, sudah saatnya bagi seseorang untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain agar bisa melanjutkan hidupnya dengan baik dan nyaman.

Jika seseorang mudah tersinggung akan hal-hal kecil yang dilakukan atau dikatakan orang lain, justru akan membuat selalu merasa frustasi. Untuk mendapat ketenangan batin, cobalah untuk membiarkan semua berjalan apa adanya. Belajarlah untuk percaya dengan orang lain, mendengarkan nasehat maka akan lebih mudah seseorang menemukan kedamaian dan kenyamanan dalam hidupnya.

Selanjutnya jangan biarkan pikiran  berfokus pada hal-hal yang tidak berkaitan dengan kita. Misal, ketika merasa tidak setuju dengan percakapan antara pimpinan dan teman kerja padahal sesuatu yang dibahas tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan kita, sebaiknya cobalah untuk tidak ikut campur dan menghindar. Menempatkan diri bukan pada tempatnya hanya akan menambah stres, bahkan berisiko membuat seseorang kehilangan sesuatu. Lupakan dan tetap jalani hidup.

Kelola stresmu dengan baik dan kendalikan diri dengan memperbanyak zikir,  sering beristigfar “astaghfirullahal adzhiim” memohon ampun atas segala kesalahan dan kekhilafan. Insya Allah, manajemen hati tertata baik dan Allah selalu membersamai kita semua. Aamiin.

Bogor, 30 Oktober 2021

Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia