JAKARTA_Selama satu tahun mendatang hingga Maret 2022 sebanyak 88 orang guru PAI utusan 34 DPW akan mengikuti akan mengikuti pelatihan intensif untuk menjadi Guru Pelopor Moderasi.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yakni “tantangan” Gus Menteri pada saat melakukan peluncuran Guru Pelopor Moderasi di Sekolah (27/03) pada saat AGPAII Summit. Kedua, adanya potensi penyebaran paham intoleransi dan radikalisme. Ketiga, adanya potensi Guru Pelopor Moderasi dalam mengembangkan nilai-nilai Kebangsaan, Nasionalisme, Ideologi Pancasila dan Moderasi Beragama serta pencegahan paham radikal, serta keempat, pentingnya merawat agen moderasi dari sekolah melalui pengembangan community development.
Adapun tujuan kegiatan ada 3 hal. Pertama, sekolah mampu mengembangkan sistem pencegahan mandiri dari paham radikal teroris. Kedua, adanya agen di lingkungan sekolah untuk mengembangkan nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme ideologi Pancasila dan moderasi beragama. Ketiga, pengembangan community development.
Selanjutnya, kegiatan kegiatan pokok program GPM adalah penguatan wacana keberagaman dan kebragamaan, menguatkan perjumpaan dan kerja bersama, dan penguatan project moderasi (menguatkan school culture dan clasroom culture serta kegiatan siswa). Selain itu juga untuk menguatkan ruang publik di sekolah dalam berbagai platform media online dan offline dan guru dan siswa menjadi duta dan aktor moderasi /perdamaian di sekolah dan lingkungannya.
Dalam pelaksanaan di sekolah, terdapat tiga pihak yang harus mampu mendorong moderasi beragama sesuai lingkup kerjanya. Kepala sekolah harus mampu menciptakan atmosfere bagi pelaksanaan school culture. Peran guru terdapat pada kemampuannya untuk menciptakan classroom culture. Sedangkan siswa dapat mengambil peran pada OSIS, pengelolaan rohis dan kegiatan keagamaan lainnya.
Apa yang harus diciptakan dalam rangka membangun iklim moderasi beragama? Menjawab pertanyaan ini ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan atau yang disebut dengan intervensi, sebagai berikut.
- School culture. Yaitu perlakuan (treatment) menguatkan program budaya sekolah yang mengembangkan penghargaan terhadap semua warga sekolah tanpa diskriminasi karena agama, suku, paham, keyakinan, pandangan keagamaan, status sosial, ekonomi, latar belakang serta menguatkan interaksi antar warga sekolah yang harmoni, rasa aman dan nyaman dalam interaksi antar warga sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk fisik dan non fisik. Misalnya pembuatan kebijakan sekolah damai, mengajak warga sekolah untuk bersama-sama menciptakan budaya damai, membuat jejaring dengan lembaga bervisi perdamaian, festival siswa tentang budaya damai, dll.
- Class Room Culture. Penguatan budaya damai di kelas melalui pembelajaran. Bertujuan mengembangkan pembelajaran yang lebih terbuka, inklusif, menghadirkan perbedaan di dalam kelas baik dalam wacana, pendapat, paham, agama, golongan atau keyakinan untuk dihargai dan di hormati serta di diskusikan dalam kerangka mewujudkan pemahaman dan kesaling pengertian dan menguatkan nilai-nilai Islam Rahmatan Lil Alamin atau ISRA. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya membuat kelas bertanya, kelas dialog, kelas inspiratif, menghadirkan perbedaan di kelas, menguatkan perjumpaan dengan “lian” (orang lain yang memiliki perbedaan), dan menghargai pemahaman orang lain.
- Kegiatan siswa: mengajak siswa untuk mengetahui, memahamai,menyadari dan mempraktekkan nilai kebangsaan,nasionalisme, ideologi Pancasila dan moderasi beragama dalam aktivitas siswa. Bentuk aktivitas siswa misalnya membuat quote, mading damai, pelatihan film pendek dengan android, seni drama/group band (materi bermuatan perdamaian, multikultur), live in antar kelas atau antar sekolah, class meeting, festival sekolah.
Peace camp ASYI4P pada Januari 2020 (fb asyi4ap)
Nilai Karakter yang dikembangkan dalam progam moderasi sekolah difokuskan pada penanaman nilai-nilai cinta tanah air, inklusif toleran, kampanye nilai Pancasila, integritas dan moderat.
Program GPM sebenarnya bukan program yang sama sekali baru, namun AGPAII telah memulai dengan beberapa kegiatan sebelumnya yang bersifat penyemaian, yakni ASYI4P atau Academy of Show Your Idea’s for Peace. Dengan demikian bibit kegiatan moderasi yang telah disemai tersebut kini dilakukan penanaman secara luas melalui program GPM.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan melalui SYI4P sebagai berikut :
- Mading online, berupa penguatan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan.
- Podcast/short movies, dengan kegiatan penguatan Islam wasatiyah dan penguatan keberagamaan dalam keragaman.
- Peace community development. Berupa strategi pengembangan komunitas, membangun komunitas dalam bingkai keragaman, dan pendampingan komunitas.
- Student creativity. Siswa membuat quote damai, film pendek, social media influencer, animasi pendek, dan peace corner.
- Peace project. Dengan melaksanakan peace festival, religion peace day, dan peace camp. (aar)
>>masih ada sambungannya…