Oleh: Jufri Aswad, S. Ag
Keluarga adalah komunitas interaksi sosial dalam masyarakat. Pembentukan anak yang cerdas dan disiplin dalam keluarga akan terwujud melalui pendidikan.
Ketika anak berada dilingkungan rumah, maka segala tanggung jawab berada pada diri orang tua. Anak akan mempraktikkan apa yang ia lihat, dengar, dan apa yang ia rasakan dalam lingkungan keluarga. Mendidik anak tanggung jawab yang wajib dilakukan oleh para orang tua. Memgingat anak adalah investasi emas yang akan membawa orang tua kepada jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu melakukan apa yang diperintahkan. (QS. Ath-Tahrim, ayat 6)
Ayat di atas menjadi dasar dan baru yang harus dipatuhi dan diamalkan oleh setiap keluarga muslim. Keluarga muslim adalah keluarga yang taat melaksanakan segala tuntunan syari’at Agama Allah (Agama Islam). Allah SWT. Perintah kepada tiap-tiap pribadi muslim dan ahli familinya (keluarga) untuk meningkatkan dan membentengi dirinya dari panasnya api neraka, yang mana kayu bakarnya terdiri dari manusia dan batu.Sungguh sangat berbahaya dan siksaan yang berat orang-orang yang masuk dalam kobaran api neraka yang diakibatkan oleh perbuatan-perbuatan mereka yang semasa hidup di dunia melanggar segala perintah Allah dan melakukan apa-apa yang dilarang oleh Allah Swt. Penjaga neraka adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghukum dan menyiksa manusia tanpa belas kasihan pada saat itu.
Orang tua bertanggung jawab terhadap pengamalan nilai-nilai syari’at Islam dalam keluarga. Ayah dan ibu harus taat pada jalan Allah dan menjadi teladan bagi putra-putrinya. Bukan sebaliknya kedua orang tua sibuk dengan menonton televisi dan sibuk dengan hiburan di media sosial.Didiklah anak-anaknya dengan baik, dan memerintahkan mereka untuk melakukan ibadah seperti: shalat lima waktu, puasa, membaca Al-qur’an, berinfak dan bersedekah. Melindungi anak-anak dari perbuatan yang tidak baik yang dapat membawa mereka jauh dari nilai-nilai ajaran Islam.
Anak yang shalih merupakan salah satu investasi jariah yang dibawa ketika orang tua menutup mata kembali kepada Allah sang Maha Pencipta. Banyak anak yang diwarisi harta oleh orang tua. Namun jika tidak dibekali dengan ilmu agama, maka harta itu tidak menjadi mamfaat. Harta akan habis kalau keliru dalam pemamfaatannya. Sedangkan mewariskan ilmu pengetahuan kepada anak akan menjadi investasi amal akhirat.
Bulan ramadan sembari melaksanakan ibadah puasa, juga waktu berkumpulnya semua anggota keluarga. Ini merupakan kesempatanyang paling baik bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya untuk rajin melaksanakan ibadah, dan belajar tentang ilmu keislaman. Kalau pada bulan yang lain orang tua lebih sibuk dengan berbagai kesibukkan sehingga waktunya bersama keluarga. Sering berkomunikasi dengan anak-anak, anak-anak, tua, bagaimana bagaimana cara bagaimana, bagaimana caranya, pendidikan, dan berbagai masalah yang perlu penyelesaian oleh anggota keluarga.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk menjadikan istana syurga dalam rumah tangga muslim: Pertama biasakan berbuka puasa orang tua bersama anak-anaknya dan ajarkan anak bagaimana cara makan menurut Islam, membaca do’a sebelum dan sesudah makan, berikan nasehat dan tausiyah tentang acara karakter islami, ajarkan anak bagaimana menghargai dan menghargai santun terhadap orang lain.
Kedua dan memerintahkan membimbing anak untuk shalat tepat waktu secara berjama’ah. Ayah menjadi imam shalat bagi isteri dan anak-anaknya. Sikap ini akan terpatri dalam jiwa anak dan akan membentuk kepribadian anak yang shalih dan teladan yang baik.
Ketiga, membiasakan anak-anak untuk membaca Al-qur’an setelah melaksanakan shalat fardhu. Ajarkan anak cara membaca Al-qur’an yang benar, menjelaskan kepada anak tentang mamfaat dan hikmah membaca kitab suci A-qur’an.
Seandainya semua keluarga muslim melaksanakan mengaji Al-qur’an, maka akan dijauhkan Allah segala kesulitan hidup dan jauh dari dunia. Kalau orang tua kurang peduli terhadap pembiasaan membaca Al-qur’an dalam lingkungan rumah tangga, keluarga tersebut jauh dari nilai-nilai syari’at Islam.
Keempat, Orang tua selalu kepada anak-anaknya dari perbuatan kemungkaran. Perbuatan yang dapat mengganggu ketentraman umum seperti: balapan liar, tawuran, pergaulan bebas, perampokan, dapat dicegah dengan peran serta orang tua untuk membimbing dan menasehati anak-anaknya.
Kemajuan teknologi informasi sangat berdampak terhadap perkembangan kepribadian dan karakter anak. Secara kasat mata kita melihat anak-anak usia sekolah yang disibukkan dengan penggunaan aplikasi di media sosial yang diakses melalui perangkat komunikasi. Para pelajar yang bercakap-cakap dengan berbagai aplikasi internet yang dijalankan melalui telepon genggam yang sangat menarik. Ini sangat berdampak pada kerugian nilai-nilai keagamaan pada diri mereka sendiri dan dilakukan pengawasan oleh orang tua.Jangan jika orang tua sibuk dengan permainan permainan online yang semakin marak akhir-akhir ini. Dampak dari permainan kecanduan online salah satunya adalah rumah tangga yang rusak, nafkah keluarga tidak terpenuhi, dan ada juga isteri yang menuntut cerai dari suaminya karena suaminya kecanduan game online.
Bulan Ramadhan adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah Swt. kepada kaum muslimin untuk memperbaiki diri, harap keampunan dari-Nya. Menurut Rasulullah saw. ada beberapa orang yang termasuk orang celaka, yaitu: orang yang disebut nama ku (rasulullah saw) dia tidak mengucapkan selawat kepada ku. Kedua yang termasuk orang celaka adalah orang yang memutuskan hubungan silaturrahmi, dan yang ketiga adalah orang yang sampai pada akhir ramadhan tidak mendapatkan keampunan dosa dari Allah Swt. Semoga kita menjadi orang-orang yang muttaqin.
(Jufri Aswad, S. Ag, Penulis Lepas dan Pengurus MGMP PAI Kota Banda Aceh)