Cinta Kami Padamu Ya Rasul Muhammad SAW


Oleh Rakhmi Ifada, S.Ag, M.Pd.I
Guru PAI SMAN 1 Cigombong Bogor

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sebagai bukti cinta kita sebagai umatnya kepada Rasulullah, agar cinta Rasulullah tidak bertepuk sebelah tangan, cinta kita berbalas. Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah sangatlah mencintai umatnya. Bahkan hingga detik terakhir sakaratul maut pun Rasulullah masih menyebut umatnya.
“Ummatii, ummatii, ummati”. (Umatku, umatku, umatku).

Sesungguhnya dalam diri Rasulullah SAW terdapat suri teladan yang sangat baik bagi kita semua.
Qs. Ahzab/33: 21 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah”

Tafsir tahlili pada ayat 21 ini, Allah memperingatkan orang-orang munafik bahwa sebenarnya mereka dapat memperoleh teladan yang baik dari Nabi SAW. Rasulullah SAW adalah seorang yang kuat imannya, berani, sabar, dan tabah menghadapi segala macam cobaan, percaya sepenuhnya kepada segala ketentuan Allah dan mempunyai akhlak yang sangat mulia. Jika mereka bercita-cita ingin menjadi manusia yang baik, berbahagia hidup di dunia dan di akhirat, tentu saja mereka akan mencontoh dan mengikutinya. Akan tetapi, perbuatan dan tingkah laku mereka menunjukkan bahwa mereka tidak mengharapkan keridaan Allah dan segala macam bentuk kebahagiaan hakiki itu.

Jadi sesungguhnya tidak ada contoh dan keteladanan yang paling baik dan yang lebih baik selain Rasulullah Muhammad SAW.
“Allahumma sholli wasallim ‘alaa sayyidina Muhammad. Wa’alaa aali sayyidina Muhammad”.

Pada empat belas abad yang silam manusia berada dalam zaman kegelapan, zaman kebodohan yang dikenal dengan zaman jahiliyah, kemudian lahirlah seorang panutan yang menjadi sumber contoh pribadi yang mencerminkan manifestasi kebaikan dan kebagusan akhlak manusia. Dialah Rasulullah SAW, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib yang kelahirannya bukan hanya akan menghantarkan keselamatan umat manusia, akan tetapi berdampak luas bagi kesejahteraan seluruh jagat alam raya.

Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia terbaik yang sempurna akhlak dan kepribadiannya. Sejarah mencatat tidak ada seorang pun manusia  yang memiliki akhlak seindah dan sebaik Rasulullah SAW. Sebab itu pula Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk menjadikan beliau sebagai satu-satunya teladan bagi segenap umat manusia dalam upaya menyelenggarakan kehidupan di dunia yang baik dan dirahmati Allah SWT. Sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur’an diatas, perilaku Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi para pengikutnya. Keberadaan beliau bagaikan sebuah sumber atau titik pusat semua tindakan, akhlak, sikap dan  hukum.

Kemeriahan parade Walima dalam rangka maulid Nabi Muhammad saw di Gorontalo

Tentang indahnya akhlak Rasulullah Muhammad SAW, banyak sahabat dan bahkan para musuh beliau memuji ketinggian akhlak yang dijunjungnya selama menjadi Rasul, sesudah maupun sebelum beliau diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul. Salah satu bukti yang mencerminkan keluhuran Rasulullah adalah di saat beliau dianugerahi gelar Al- Amin oleh kaumnya (kaum Quraisy). Yaitu gelar kehormatan yang ditujukan kepada orang yang dapat dipercaya dalam segala hal. Pemberian gelar tersebut yang mengantarkan bukti nyata akan kesempurnaan akhlak Rasulullah SAW. Maka sangat tepat apa yang pernah dikatakan Aisyah RA, istri Rasulullah ketika pada suatu kesempatan ia ditanya oleh salah seorang sahabat perihal akhlak yang dimiliki Rasulullah SAW, maka ia menjawab : “Bahwa akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an” . (HR. Bukhari- Muslim)

Rasulullah Muhammad adalah teladan, panutan dan tuntunan bukan hanya di dunia, tetapi Rasulullah juga akan memberikan syafaat nanti di Yaumul Mahsyar. Rasulullah sangat mencintai umatnya dan kelak akan berkeliling surga untuk melihat umatnya, begitu pula dengan neraka. Rasulullah akan melihat siapa saja umatnya yang masih ada di neraka. Rasulullah akan menolongnya hingga ia lepas dari api neraka yang sangat panas itu. Maulid Nabi Muhammad SAW ini cinta kita dengan Rasulullah saling berbalas, dengan bersolawat rindu kita terbayar sehingga kelak nanti dapat berkumpul dan mendapatkan syafaatnya di hari  kiamat. Syafaat beliau sangat dinanti umatnya.

Rasulullah Muhammad SAW sebagai figur yang menjadi tolak ukur kesesuaian dalam hal menjadi pribadi muslim yang benar-benar berjalan di atas koridor agama yang bernuansa akhlak yang mulia. Tentang betapa indah, tinggi dan luhurnya budi pekerti Rasulullah SAW, Imam Al- Ghazali dalam bukunya Ihya ‘Ulumuddin sebagaimana yang dikutip oleh Al-‘Allamah Abdullah bin Husain bin Thahir, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling penyantun diantara semua manusia, pemberani, adil, pemaaf, yang tangannya tidak disentuh oleh wanita, kecuali orang yang beliau nikahi atau mahram-mahram beliau.

Sifat beliau yang sabar merupakan uswatun hasanah yang sesungguhnya mudah, namun terkadang aplikasinya dalam bermasyarakat memerlukan perjuangan bahkan terkadang tak sedikit manusia yang seakan kehilangan rasa kesabarannya dalam melakukan berbagai kegiatan. Sejarah mencatat Rasulullah SAW adalah kualitas pribadi penyabar yang sangat luar biasa dalam menghadapi berbagai rintangan dakwah ketauhidan maupun sabar dalam menjalani berbagai gelombang kehidupannya. Allah SWT selalu memuji kualitas manusia manakala sifat sabar menjadi salah satu pemenuhan kualitas batiniyah yang bukan hanya mendapatkan rahmat Allah SWT, tetapi keuntungan besar yang akan didapat manakala sabar menjadi bingkai kehidupan. Dalam firman Allah dalam QS.Al-Baqarah/2: 153  yang artinya : “Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar”. Sabar merupakan indikator kualitas amal seseorang, jika sabar dijadikan nuansa diri bukan tidak mungkin derajat insan kamil terwujud dari bukti keteladanan kepada Rasulullah SAW.

Beliau adalah seorang yang pemaaf, betapapun besar perlakuan kasar yang diterima Rasulullah SAW mulai dari hinaan, cemoohan, cacian bahkan perbuatan buruk dari kaumnya yang tidak mau mengikuti dakwah Rasul. Hati dan jiwa yang bersih dari dendam yang dimiliki Rasulullah SAW melenyapkan sikap yang ingin membalas dendam kepada para kaumnya yang ingkar, menghina dan melukainya. Suatu ketika Rasulullah pernah ditawari oleh malaikat penjaga gunung Uhud di kota Mekah untuk membinasakan para kaum yang enggan menerima dakwah kerasulan beliau, namun kata suci yang terucap dari mulut beliau adalah mendoakan agar kiranya Allah mengeluarkan keturunan yang baik dari mereka agar beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukanNya.
Subhanallah.Disinilah dapat kita lihat betapa mulianya kualitas pribadi Rasulullah, bukan tak mungkin jika pada waktu itu beliau tidak memiliki jiwa pemaaf, maka kaum yang ada pada saat itu akan binasa karena enggan mengikutinya.

Dalam bermasyarakat dan bermuamalah sifat Rasulullah yang patut kita teladani adalah rendah hati. Rasulullah meskipun sosok pemimpin umat sedunia, manusia hebat manusia sempurna pilihan dan kekasih Allah. Namun demikian beliau tidak pernah menafikan sifat kemanusiaannya yang biasa berlaku salah dan lupa, sehingga beliau pun pernah bersabda: “Ya Allah, sesungguhnya aku hanyalah manusia. Setiap muslim yang aku caci maki, aku kutuk atau aku pukul, maka jadikanlah itu sebagai zakat dan rahmat baginya”. (HR.Bukhari-Muslim). Sungguh Rasul adalah pribadi yang sangat tawadhu’ (rendah hati) terhadap siapapun. Kerendahan hati Rasulullah terpancar secara jelas sepanjang periode kenabian beliau. Kerendahan hati sebagai seorang makhluk merupakan sifat baik pada siapapun, baik beriman maupun tidak. Sikap rendah hati  menjadikan manusia akan lebih dicintai sesamanya.

Ketiga contoh akhlak Rasulullah SAW tersebut di atas seharusnya kita teladani sebagai perwujudan cinta kepadaNya. Kesabaran, sifat pemaaf dan rendah hati menjadikan manusia semakin merunduk di hadapan Tuhan Allah Yang Maha Kuasa. Manusia sejati manusia sempurna itulah Rasulullah SAW teladan umat manusia sedunia. Kita cinta dan rindu padaMu ya Rasul. (*)
Shollu ‘alan Nabiyy Muhammad.

Bogor, 17 Oktober 2021

Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia