Oleh : Dr. Ajang Kusmana
Guru PAI SMAN 1 Kepanjen, Malang
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallaahu’anha berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَتَى مَرِيضًا، أَوْ أُتِيَ بِهِ- قَالَ أَذْهِبِ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Bahwasannya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dahulu apabila menjenguk orang yang sakit, atau didatangkan orang yang sakit kepada beliau, maka beliau membaca,
أَذْهِبِ الْبَأسَ رَبَّ النَّاسِ اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Adz-hibil ba’sa Robban Naasi, Isyfi wa Antasy-Syaafiy laa syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yugaadiru saqoman”.
“Hilangkanlah penyakit ini wahai Rabb manusia, sembuhkanlah, dan Engkaulah yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Dalam lafaz yang lain:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Allaahumma Robban naasi adz-hibil ba’sa, Isyfih Antasy-Syaafiy laa syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yugaadiru saqoman”.
“Ya Allah Rabbnya manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]
Asy-Syaafi (yang Maha Menyembuhkan) adalah salah satu asmaul husna. Allah adalah penyembuh. Berobat adalah bagian dari ikhtiar yang berpahala ibadah. Oleh karena itu sebelum berangkat berobat dahului dengan doa.
Bismillahi, tawakkaltu ’alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Artinya, “Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan doa ini.
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟
”Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemduian dia membaca Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa hawla wa laa quwwata illa billah’, maka disampaikan kepadanya: ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi.’Seketika itu setan-setanpun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya, ’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.’ (HR. Abu Daud 5095, & Turmidzi 3426)
Allah lah yang mengizinkan seseorang untuk sembuh.
Tanpa izinNya tidak akan pernah bertemu dengan dokter dan obat serta dosis yang tepat.
Rumah sakit, dokter, obat dan sebab-sebab yang lainnya itu sebagai wasilah saja. Sementara yang mengizinkan kesembuhan adalah Alloh SWT.
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
“Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku.” [Asy-Syu’aro: 80]
Doa di ayat tersebut adalah pengalaman Nabi Ibrahim as ketika terdampak sakit.
Ketawakalan Nabi Ibrahim telah menjadi obat yang berhasil membentuk imun dan antibodi. Bahasa saya yang awam di bidang medis, menduga itu yang sering orang sebut dengan sugesti. Jadi ada orang yang dengan sugesti nya merasa berkurang penyakitnya ketika berangkat ke dokter dan rumah sakit tertentu.
Memasang sugesti yang tepat, yang menurut syariat lebih pas bila diistilahkan dengan tawakal. Yang tepat dalam bertawakal adalah hanya kepada Allah ‘azza wa jalla.
وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“…Dan hendaklah hanya kepada Allah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” [Al-Maidah: 23]
Allah ta’ala adalah Rabb seluruh makhluk, tempat bersandar dan bergantung kita. Allah lah yang mengatur, memelihara, menjaga, dan menyembuhkan makhluknya ketika diuji dengan sakit.
(***)
Featured image disediakan oleh bantennews.co.id