Frasa Agama Hilang, Ini Kata Asosiasi Guru Agama Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Mahnan Marbawi pernyataan  frasa agama  dalam  Peta Jalan Pendidikan  Nasional 2020-2035 yang dirumuskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mahnan mengatakan, jalan pendidikan tanpa frasa agama tidak akan melahirkan manusia yang mampu melakukan apropriasi diri, yakni mengintegrasikan pengetahuan bagi perkembangan sosial.

Sedangkan tantangan pada masa depan, mulai dari disrupsi teknologi, perubahan sosial-budaya, hingga perubahan iklim, akan melahirkan disrupsi, agama tanpa makna, dan perubahan budaya. “Karena itu) Pendidikan harus dibangun di atas pondasi agama dan kemanusiaan. Bukan untuk mengejar hedonisme, individualistik, dan matrialistik,” kata Mahnan dalam tulisan tertulisnya, Ahad (7/3).

Ia mengatakan, di tengah tantangan saat ini, orientasi masyarakat akan lebih banyak kepada pemenuhan indrawi dan materialistik. Karena itu, pendidikan jangan melahirkan manusia yang mampu beradabtasi dan berkolaborasi dalam memenuhi capaian-capaian kesuksesan.

Selain itu, pendidikan jangan hanya menjadi pemenuhan dahaga penyakit diploma. Itu yang menjadi tujuan peta jalan pendidikan.

“Pendidikan seharusnya melahirkan manusia yang mampu bertindak dengan benar, agar dapat belajar (etis self-appropriation),” katanya

Sebab, bahasa, pendidikan yang seperti ini akan melahirkan manusia yang mampu menjawab hakekat martabat manusia. Ia bertanggung jawab tanggung jawab itu bertanggung jawab atas egoisme pribadi untuk mencapai kesuksesan materi dan mengejar hedonisme, sekaligus tanggungjawab kepada sesama, lingkungan, dan alam semesta dan Tuhan.

Ia pun mendasarkan peta jalan dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantoro, yakni kontinuitas (dasar dan pengawasan warisan kebudayaan), konvergenisitas (kemampuan berdialog dengan budaya dari luar dan baru) dan konsentrisitas (pendidikan yang melahirkan kreativitas dan inovasi). Teori trikon tersebut didasari oleh lima asas dasar pendidikan atau Panca Dharma, yakni asas kodrat alam, kemerdekaan, budaya, kebangsaan, dan kemanusiaan.

“Peta jalan pendidikan yang hanya melihat tantangan yang bersifat matrialistik, padahal pendidikan harus didasarkan pada nilai agama,” katanya.

Ia mengatakan, tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sisdiknas juga menekankan keluaran manusia Indonesia yang betaqwa dan berakhlak mulia dengan tetap mampu menjawab tantangan global. Menurutnya, visi pendidikan yang bertumpu pada teori trikon akan melahirkan model pendidikan yang mengembangkan kemampun untuk berpikir rasional.

Sebab, pendidikan seharusnya juga melahirkan manusia yang mampu memahami pengalaman sebagai sebuah konteks menyeluruh dalam memahami kehidupan. “Pendidikan seharus mendorong siswa memahami pengalaman agar bisa belajar tentang kehidupan, selain itu dasar pendidikan juga harus mempersiapkan siswa yang mampu melakukan pengamatan, melihat dari dekat dalam mengembangkan perhatian terhadap realitas kehidupan,” katanya.

Sumber berita:  https://www.republika.co.id/berita/qplplr428/frasa-agama-hilang-ini-kata-asosiasi-guru-agama-islam

Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia