JAKARTA_Dalam rangka menciptakan Guru Pelopor Moderasi (GPM), DPP AGPAII menggelar training of trainer (ToT) GPM. Kegiatan yang dilaksanakan secara blended (daring dan luring) ini dibuka secara resmi oleh Ketum Dr. Mahnan Marbawi, MA., Sabtu (24/04).
Menurut Marbawi, ToT GPM dilaterbelakangi oleh beberapa hal, di antaranya “tantangan” Menteri Agama Gus Yaqut saat melakukan kick off GPM pada AGPAII Summit (27/03).
Lebih lanjut Marbawi mengatakan bahwa guru moderasi besutan ToT nantinya akan menjadi agen yang mengembangkan nilai kebangsaan, nasionalisme, ideologi Pancasila dan moderasi beragama serta mencegah paham radikal.
“Last but not lease, program ini harus terus dirawat. Oleh karena itu sangat penting untuk mengembangkan community development,” demikian lanjut Ketum.
Kegiatan nasional ini diikuti oleh 88 peserta perwakilan dari 34 DPW dan akan berlangsung sampai Maret 2022.
Ketum DPP AGPAII saat membuka ToT (dok)
Tantangan Gus Yaqut
Diketahui, bahwa pada saat melakukan kick off atau peluncuran GPM, Gus Menteri memberikan “tantangan” kepada AGPAII untuk segera mewujudkan GPM.
Pada saat itu Menag mengatakan bahwa moderasi beragama merupakan program yang sangat penting.
“Moderasi beragama merupakan perekat antara semangat beragama dan komitmen berbangsa dalam rangka menuju Indonesia Maju,” ujar Menag.
Program ini harus ditumbuhsuburkan di ekosistem moderasi yakni masyarakat, kependidikan, keagamaan, negara, politik dan media.
Pada ekosistem pendidikan, Gus Menteri memberikan tekanan karena disanalah guru PAI berada terutama di sekolah umum. Pada aspek pendidikan ini harus didesain cara menanamkan nilai-nilai agama baik melalui pendidikan formal, non formal dan informal (kemasyarakatan).
Dikatakannya pula bahwa pihaknya (Kemenag) tengah merampungkan empat buku panduan moderasi. Keempat buku tersebut terdiri dari buku saku bagi guru, modul diklat pelatihan bagi guru, pedoman integrasi moderasi beragama pada pelajaran PAI, dan buku pedoman siswa moderat. Buku-buku tersebut akan digunakan untuk mewujudkan “Laboratorium PAI Moderasi”.
Pada akhir pidatonya Gus Menag menyatakan “tantangannya” agar AGPAII dapat berperan aktif dalam program moderasi beragama sekaligus mengejawantahkan program Kemenag tersebut.
“AGPAII jangan berhenti pada kegiatan simbolik, namun harus mampu mampu menterjemahkannya dalam kegiatan-kegiatan yang mampu menciptakan perubahan sosial,” demikian pungkas Gus Yaqut. (aar)
#moderasiberagama
#gurupelopormoderasi
#laboratoriumpaimoderasi