NASARUDDIN TAK SEMPAT MENGETAHUI HASIL REMEDIAL PPGNYA

Bulukumba, Sulsel_Meninggalnya Nasaruddin, S.Pd.I. Guru PAI SMAN 2 Bulukumba, Sulsel Rabu (16/11/2022) menghentak sekolah itu. Sekolah ini beralamat di Jl. Kemakmuran no 27A, Tanete, Kec. Bulukumpa, Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dari Makassar sekolah ini berjarak 143 km bila lewat jalur tengah melalui Taman Wisata Malino dengan waktu tempuh 4-5 jam

Kepergian mendadak guru PAI ini menghebohkan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Seorang guru yang murah senyum bahkan saat sedang marah kepada siswanya ini membuat teman sejawat dan siswanya kehilangan. Bahkan teman-teman sejawat di seluruh tanah airpun turut berduka atas kepergiannya. Di grup WA AGPAII Nasional kepergian Nasaruddin membuat rekan-rekannya bertanya-tanya, pertama bertanya karena memang baru kenal Nasaruddin setelah meninggalnya, dan pertanyaan kedua posisi meninggalnya yang terduduk di kursi dengan sepotong roti ditangannya.

Nasaruddin (alm) membimbing siswanya, sesaat sebelum meninggal.
Tangkapan layar video pendek seorang siswa (dok)

Sebelum mengajar PAI Nasaruddin merupakan guru madrasah.Kemudian tahun 2014 berpindah menjadi guru PAI dan bertugas di SMAN 2 Bulukumba. Sampai meninggalnya pak Nas, demikian panggilan akrabnya, masih berstatus honorer dan belum sertifikasi.

“Pak Nas baru mengikuti PPG. Namun harus remedial 3 hari yang lalu (Jumat) dan pengumuman hasil belum keluar,” demikian menurut Ketua DPD AGPAII Kab. Bulukumba Dr. Ramliaty, M.Pd.I yang dihubungi melalui ponsel. Berikut ini rangkaian cerita seputar meninggalnya pak Nas berdasarkan wawancara dengan Dr. Ramliaty dengan sedikit ilustrasi dan bumbu penyedap cerita.

Rabu kemarin pak Nas mengajar kelas XI dengan materi praktik shalat jenazah. Ia mengajar di beberapa kelas. Di kelas yang terakhir belum semua siswa melaksanakan praktik. Sehingga akan dilanjutkan setelah istirahat Dzuhur di aula ruang OSIS

“Kita lanjutkan di ruang OSIS setelah shalat Dzuhur, Anak-anakku,” ujar almarhum sambil tersenyum sebelum mengakhiri pelajarannya. Ruang OSIS merupakan ruang yang ia tempati dan tempatnya lebih luas.

Perjuangannya berakhir di antara tumpukan tugas siswa yang dikoreksi (dok)

Iapun menuju bangkunya di ruang OSIS untuk beristirahat sejenak sambil menunggu shalat Dzuhur. Sementara para guru dan siswa mempersiapkan diri di masjid sekolah. Biasanya pak Nas mengimami pada shift kedua. Masjid sekolah tidak mencukupi untuk shalat jamaah dalam satu shift.

Pada shift kedua shalat Dzuhur beberapa siswa mencari Pak Nas untuk menjadi imam, tapi tak tampak juga. Beberapa orang menyangka Pak Nas pulang karena pada jamaah shift pertama iapun tak tampak.

Setelah bel pelajaran berbunyi para siswapun segera memasuki ruang OSIS. Beberapa siswa melihat pak Nas duduk tertelungkup di mejanya.

“Ssst…jangan berisik…Bapak sedang tidur, sedang istirahat…kita tunggu saja,” ujar beberapa siswa. Merekapun ragu untuk membangunkannya dan memilih bersabar menunggu gurunya. Namun pak Nas tak kunjung bangun. Karena sudah terlalu lama menunggu merekapun melapor ke guru PAI yang lain, yakni Muhammad Syarif, S.Pd.I., M.Pd.I tentang kondisi pak Nas.

Setelah memeriksa keadaan Pak Nas, pak Syarifpun memastikan bahwa pak Nas sudah meninggal dunia. Kabar dukapun merebak ke seluruh guru dan siswa. Beberapa orang guru segera memberitahu sang istri bahwa pak Nas bahwa sudah meninggal.

“Innalillahi wainna ilaihi roji’un…ya Allah…tidak percaya! Dzuhur tadi ia menelpon agar aku menjemput anak kami. Ia bilang mau istirahat,” kata istrinya diiringi tangisan histeris. Diketahui, pasangan ini memiliki seorang anak yang masih duduk di kelas 5 SD.

Menurut istrinya, almarhum suaminya tidak memiliki riwayat sakit yang mengkhawatirkan. Namun dua hari sebelumnya pernah minta dibuatkan rebusan daun srikaya untuk mengobati leher belakangnya yang terasa tegang.

Saat ia mengajar ada seorang siswa yang sakit dan minta izin ke UKS. Almarhum berseloroh, “Saya juga sakit namun tetap mengajar.”

Ia pergi dilepas siswa-siswanya.
Tangkapan layar saat evakuasi jenazah Nasaruddin (alm). (dok)

Sebagai Ketua DPD, Rani, panggilan akrab Dr. Ramliaty, mengenal dengan baik almarhum. Selain ikut membimbing guru-guru PAI mengikuti PPG, Rani mengenal almarhum sebagai aktifis di MGMP PAI SMA di Kab. Bulukumba. Pak Nas termasuk guru yang rajin, baik dan humoris. Ia melaksanakan tugas dengan baik dan sigap melaksanakan perintah kepala sekolahnya.

“Ia lebih baik meninggalkan keperluan keluarganya untuk memenuhi perintah kepala sekolah,” lanjut Rani.

Di kampungnya Bulolohe Kec. Rilau Ale, Bulukumba, pak Nas termasuk tokoh masyarakat. Selain sebagai ustadz, ia kerap diberi kepercayaan pada acara lamaran, MC, ceramah atau upacara adat lainnya. Bahkan beberapa hari yang lalu ia memberikan tausyiah pada takziyah di tetangganya.

Selain mengajar pak Nas memiliki kegiatan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan bertani dan berkebun.

Rani juga mengenang peristiwa tiga hari yang lalu setelah almarhum mengikuti remedial.

“Ia bikin status di medsosnya ‘alhamdulillah lancar menjawab soal, semoga lulus’,” kata Rani.

Kini pak guru yang sabar, murah senyum, dan tekun itu telah pergi selama-lamanya untuk beristirahat. Ia pergi saat sejenak beristirahat setelah mengajarkan tata cara shalat jenazah. Masih segar ingatan siswanya tentang gerakan dan bacaan shalat jenazah ini. Mereka persembahkan hasil bimbingannya untuk praktik langsung menshalatkan jenazah guru yang mengajarkannya.

Ia pergi saat menanti hasil remedial PPG. Sebuah tahapan yang telah ia dan ribuan guru nantikan selama bertahun-tahun bertugas. Sebuah tahapan dimana seorang guru akan mendapatkan selembar pengakuan sebagai guru profesional. Sebuah tahapan dimana ada secercah harapan tambahan kesejahteraan agar lebih fokus membimbing siswanya.

Kini ia tak lagi mengharapkan kepastian hasil remedial, Allah telah memberikan sebuah kepastian mutasinya ke alam keabadian. Tak lagi ia mengharapkan selembar pengakuan, Allah telah memberikan pengakuan sebagai syahid. Tak lagi ia mengharapkan TPG, Allah telah memberikan kesejahteraan ukhrawi bagi guru yang kaya hati ini.

Selamat jalan pak Nas menuju keabadian.

***

Narasumber : Dr. Ramliaty, M.Pd.I. Ketua DPD AGPAII Kab. Bulukumba, Sulsel.

#agpaii
#nasaruddin

 

 

Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia