Pentingnya Sikap Tasamuh dalam Keseharian

Nilai moderasi beragama yang ketiga adalah tasamuh. Tasamuh dalam bahasa arab artinya toleransi, sementara toleransi bisa berarti tenggang rasa, lapang dada dan bermurah hati.

Sedangkan menurut istilah tasamuh adalah saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia. Tasamuh merupakan sikap terpuji dalam pergaulan Islam, di mana terdapat rasa saling menghargai dan menghormati antara manusia yang satu dengan yang lainnya namun masih dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran agama Islam.
Tasamuh adalah istilah yang terkait dengan akhlak terpuji. Dalam Islam ada banyak sikap dan perbuatan baik yang harus diterapkan dalam hidup. Tasamuh adalah salah satu sikap dan nilai-nilai terpuji yang harus diterapkan dalam bermoderasi agama.

Tasamuh merupakan perbuatan yang terkait dengan tenggang rasa dan toleransi. Dalam hidup bermasyarakat, tasamuh adalah sikap yang penting sekali untuk diterapkan dan dilaksanakan sehingga seseorang akan lebih menghargai dan memahami indahnya  perbedaan.

Tasamuh merupakan salah satu sikap yang sangat ditekankan dalam Islam. Mengapa? Karena tasamuh adalah hal yang sangat penting bagi negara yang memiliki budaya yang majemuk berbeda-beda ragam suku, agama, ras dan antar golongan seperti Indonesia.

Dalam agama Islam, ajaran al Qur’an tentang toleransi dapat disimak dari penjelasannya tentang keadilan, kebajikan, dan perdamaian. Berikut ini adalah dalil yang menggambarkan tentang sikap toleransi dalam Al Qur’an sebagaimana dalam QS. Al-Maidah ayat 8, yang artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Tafsir ibn Katsir dalam Qs. Al Maidah ayat 8 tersebut adalah “Dan tegakkanlah kebenaran, keadilan itu terhadap orang lain meskipun kamu membencinya.
Caranya adalah dengan menyuruh mereka melakukan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dalam rangka mencari ridha Allah Swt.”

Asy-syahadah (kesaksian) disini yang dimaksud meyatakan kebenaran kepada Hakim, supaya diputuskan hukum berdasarkan kebenaran itu.
Atau hakim itulah yang menyatakan kebenaran dengan memutuskan atau mengakuinya bagi yang melakukan kebenaran.

Pada dasarnya ialah berlaku adil tanpa berat sebelah, baik terhadap orang yang disaksikan maupun peristiwa yang disaksikan, tak boleh berat sebelah, baik karena kerabat, harta ataupun pangkat, dan tak boleh meninggalkan keadilan, dikarenakan kefakiran atau kemiskinan.

Jadi keadilan adalah neraca kebenaran. Sebab manakala terjadi ketidakadilan pada suatu umat, apaun sebabnya, maka akan lenyap kepercayaan umum, dan tersebarlah berbagai macam kerusakan dan terpecah belahlah segala hubungan dalam masyarakat.

Dan  janganlah permusuhan dan kebencian kamu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk bersikap tidak adil terhadap mereka.
Jadi terhadap merekapun, kaum yang kamu benci sekali-pun harus tetap memberikan kesaksian sesuatu hak yang patut mereka terima apabila mereka memang patut menerimanya.

Dan putuskanlan mereka dengan
kebenaran/keadilan.
Karena orang mukmin pasti mengutamakan keadilan daripada berlaku aniaya dan berat sebelah.
Keadilan harus ditempatkan di atas hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan pribadi, golongan, dan di atas rasa cinta dan permusuhan, apapun sebabnya. Karena keadilan itulah yang lebih dekat kepada taqwa, dan terhindar dari murka-Nya.

Selanjutnya dalil Alqur’an dalam QS. Al-Hujurat ayat 10 yang artinya :
“ Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua sadaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

Berkenaaan dengan prasangka dalam Hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw pernah bersabda:
“ Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari kesalahan, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.” (HR Bukhari).

Hadis lainnya terkait toleransi juga tertuang pada:
Rasulullah Saw. bersabda: “ Siapa yang membantu menghilangkan kesulitan orang mukmin satu kesulitan di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan kesulitan dia dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang menghadapi kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat.” (HR Muslim).

Dari Ayat Alqur’an dan Hadis diatas maka tasamuh berarti sikap menghormati dan menghargai pendirian seseorang mulai dari bersikap, berpendapat, memberi pandangan, kepercayaan, kebiasaan dan kelakuan seseorang dalam keseharian.

Dunia itu sesungguhnya pastilah penuh dengan perbedaan. Manusia tidak ada yang sama, tapi berbeda-beda yang tak bisa hidup sendiri perlu menerapkan sikap tasamuh untuk dapat menghargai satu sama lain. Manusia selain tercipta sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sikap tasamuh sangat penting diterapkan untuk menciptakan rasa saling menghargai dan menghormati antar sesama.

Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, pertentangan atau perbedaan adalah hal yang biasa mengingat setiap manusia memiliki sifat dan pandangan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut jika tidak diatasi dengan sikap tasamuh, maka dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, akan terjadi perselisihan dan pertengkaran yang berujung keributan.

Oleh karena itu penerapan sikap tasamuh adalah kunci untuk menghindari pertentangan besar di kemudian hari. Dengan menerapkan sikap tasamuh, seseorang akan dapat menyelesaikan permasalahan dengan tenang, aman dan selalu menggunakan akal sehatnya.

Apabila sikap tasamuh tidak ditumbuhkan, maka intoleransi akan banyak merugikan banyak orang dalam sendi kehidupan, karena tasamuh merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin dan saling memahami sehingga menghasilkan  solusi dan keputusan terbaik.

Di dalam Islam sikap tasamuh pada dasarnya tidak semata-mata sepadan dengan kata toleransi, karena tasamuh memberi arti memberi dan mengambil, lebih menekankan pada tindakan tuntutan dan penerimaan dalam batas-batas tertentu. Orang yang melakukan tasamuh dalam Islam dinamakan mutasamihin, yang berarti “pemaaf, penerima, menawarkan, pemurah sebagai tuan rumah kepada tamu”.
Sikap tasamuh banyak sekali manfaatnya antara lain membuat kita semakin mempunyai banyak saudara karena sikap rendah hati, sikap tenggang rasa, sikap saling menjaga, saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Tasamuh memberikan manfaat bagi perdamaian dan kerukunan masyarakat, karena akan terbiasa mengembangkan sikap menghargai sesama dan menghormati perbedaan pendapat serta tenggang rasa terhadap sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Tasamuh akan menjadikan seseorang dalam menyelesaikan segala urusan dan kesulitan yang dilakukan lebih mudah teratasi. Setiap muncul perbedaan dan permasalahan akan diselesaikan dengan baik. Tasamuh juga membuat suasana lebih akrab antara satu orang dengan orang yang lain, karena akan muncul sikap terbiasa saling menghormati perbedaan pendapat dan perdebatan di antara mereka.

Sikap tasamuh juga mengajarkan kepada manusia tentang toleransi antar umat beragama. Sebagai mahluk sosial, tentu saja manusia harus saling menghargai, hidup berdampingan dalam damai dan saling membantu antara umat beragama tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras maupun budaya yang berbeda-beda.

Dalam aktivitas kesehariannya, orang yang bersikap tasamuh ini tidak seyogyanya menerima tanpa memahami segala hal sehingga menekan batasan hak dan kewajibannya sendiri. Sikap tasamuh dalam toleransi beragama memiliki pengertian untuk tidak saling melanggar batasan, mempunyai pendirian terutama yang berkaitan dengan batasan keimanan atau aqidah seseorang.

Toleransi adalah prinsip dasar Islam, sedangkan tasamuh merupakan kewajiban agama dan akhlak. Tasamuh tidak berarti kurangnya prinsip atau kurangnya keseriusan tentang prinsip seseorang. Kadang-kadang disarankan agar orang-orang bersikap toleran terhadap hal-hal yang tidak mereka pedulikan, tapi ini tidak terjadi dalam Islam. Toleransi ada batasan prinsip dalam Islam, keteguhan meyakini keyakinan agama masing-masing.  “Lakum diinukum waliyadiin” yang artinya bagimu agamamu dan bagiku agamaku.

Tasamuh dalam kehidupan sehari-hari merupakan sikap amaliah sesama manusia seperti menghargai dan menghormati ibadah pemeluk agama lain, memberikan kebebasan beribadah kepada orang lain untuk memeluk keyakinan sendiri, menerima perbedaan pendapat dalam berdiskusi dan bermusyawarah, tidak membenci dan menyakiti orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita serta tidak melakukan diskriminasi pada orang lain. Selalu menjaga kenyamanan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal masing-masing agar dapat menerapkan tasamuh atau toleransi di dalam kehidupan sehingga tercipta situasi yang aman, damai dan tenteram.(*)

Rakhmi Ifada, S.Ag, M.Pd.I
(Guru SMAN 1 Cigombong Bogor)
Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia