agpaiiweb_Hitoti GPM dari SMKN 2 Bandarlampung menjadi presenter kedua. Sebelumnya sekolah Hitoti ini adalah STM yang kerap kali melakukan tindakan tawuran dan tindakan anarkis lainnya. Lokasinya yang dekat dengan terminal, kondisi sosial budaya siswa yang beragam dan mayoritas siswanya laki-laki yang berada di masa remaja ini turut menjadi pemicu suburnya perilaku tersebut.
Bukan hanya siswa, Hitoti yang bergabung di sekolah ini tahun 2014 juga mendapati beberapa guru yang memiliki pemahaman agama yang cukup radikal, mereka tidak mau mengikuti upacara bendera karena ada menghormat bendera. Sejak saat itu Hitoti memperdalam konsep moderasi dengan harapan dapat diterapkan untuk memperbaiki keadaan di sekolahnya. Sayangnya baru tahun 2021 ini Hitoti menemukan formula yang tepat untuk menerapkan konsep moderasi tersebut, yakni melalui program Moderasi Beragama (MB). Kepada kepala sekolah Hitoti menawarkan program moderasi yang berpijak pada tiga langkah yaitu school culture, class culture dan kegiatan siswa saat belajar dan berorganisasi. Proposal Hitoti disambut baik kepala sekolah dan kemudian diikat dengan MoU pada 29 Juli 2021.
Program moderasi dimulai dari school culture berangkat dari visi/misi sekolah yakni “Unggul dan Religius”. Dalam makalahnya yang berjudul “Penguatan Moderasi di SMKN 2 Bandar Lampung” Hitoti menjabarkan visi/misi sekolah melalui kacamata moderasi. Dikatakannya bahwa “Unggul” merupakan penerapan nilai moderasi yang ke-6 yaitu qudwah atau kepeloposan. Indikatornya inisiatif, kreatif dan inovati, dll. Sedangkan “Religius” atau keagamaan artinya warga sekolah harus taat dan mengamalkan nilai-nilai agama masing-masing.
Penguatan moderasi selanjutnya di dalam kelas melalui class culture. Pelaksanaan moderasi di tataran ini dilaksanakan oleh guru PA Islam, PA Kristen, dan PKN. Melalui kebebasan pembelajaran dalam kurikulum Merdeka, program ini kedepannya dapat pula diterapkan oleh guru maple lain. Siswa diarahkan untuk membuat aksi nyata berupa tugas berbasis produk sesuai kreatifitas mereka. Selanjutnya dipublikasikan secara online.
SMKN 2 Bandarlampung merupakan penerima program Pusat Keunggulan atau CoE (Center of Excellent). Sejalan dengan itu, sekolah ini mendapatkan pengimbasan program P3P (Program Profil Pelajar Pancasila). Berkenaan dengan hal tersebut Hitoto berencana menyandingkan P3P dengan MB karena P3P memiliki 6 nilai yang sedang dikuatkan di dalam kehidupan sekolah, yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkebhinekaan global, gotong royong, kreatif, berfikir kritis dan mandiri. Disamping itu Hitoti juga akan menjalankan program anti bullying yang mulai dilaksanakan pertengahan September ini. (*)