Nadiem Makarin atau Mas menteri sejak awal mengemban amanah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tahun 2019, mencanangkan “Merdeka Belajar”. Konsep yang bertumpu pada empat hal: Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang diganti asesmen,Ujian Nasional 2021 ditiadakan/diganti, RPP satu lembar/dipersingkat dan zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang lebih fleksibel.
Katanya konsep “Merdeka Belajar” Mas Menteri merujuk kepada Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantoro. Yaitu terdapat penguatan kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan untuk menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran.
Mari kita lihat konsep pendidikan memerdekaan Ki Hadjar Dewantoro.
Azas-azas Taman Siswa pada pasal II menyebutkan bahwa
“yang dimaksud dengan kemerdekaan adalah pada bagaimana cara anak berpikir. Bukan dengan cara disuruh, atau mengakui buah pikira orang lain, namun agar anak-anak mencari sendiri dengan buah pikirannya. Demikian juga cara anak mengembangkan buah kesadaran atau sikap batinnya, memeliharan keinsyafannya, dan cara merasakan hendaknya juga tidak disuruh atau dipaksa namun agar diberi ruang yang secukupnya bagi mereka untuk melakukannya sendiri, membangun kesadaranya sendiri. Maka, agar anak-anak sungguh merdeka lahir dan batin, caranya adalah merdekakanlah batinnya, pikirannya, dan tenaganya dengan cara lah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah jasmani”
Kemerdekaan adalah syarat mutlak dalam tiap-tiap usaha pendidikan yang berdasar keyakinan bahwa manusia karena kodratnya mandiri dan dengan hanya terbatas oleh pengaruh-pengaruh kodrat alam serta zaman dan masyarakatnya dapat memelihara dan memajukan , mempertinggi dan menyempurnakan hidupnya sendiri. Tiap-tiap perkosaan akan menyukarkan dan mengambat kemajuan hidup anak-anak.
Pendidikan adalah usaha kebudayaan yang bermaksud untuk memberi tuntunan di dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak-anak agar kelak dalam garis-garis kodrat pribadinya dan pengaruh segala keadaan yang mengelilingi dirinya, anak-anak mendapat kemajuan alam hidupnya lahir dan batin, menuju arah adab kemanusiaan.
Lalu bagaimana semua itu dilakukan? Adakah lembaga pendidikan yang telah menerapkan filsafat dan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewamtoro?
Pendidikan yang memerdekakan adalah model konsep among dan pamong yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantoro. Konsep tersebut menempatkan peserta didik menjadi center of point dalam proses pembelajaran. Guru menjadi pamong atau fasilitator bagi tumbuh kembangnya potensi peserta didik.
Ini artinya,guru harus memiliki kemampuan untuk menggerakkan motivasi peserta didik dalam mendorong berpikir, mengembangkan kesadaran atau sikap batin dan keinsyafan untuk menuntut ilmu. Serta mendorong peserta didik untuk melakukannya sendiri tanpa paksaan dalam hal mengembangan kemampuan yang dimilikinya.
Titik tumpu dari kemerdekaan dalam pendidikan adalah bagaimana anak mengetahui cara berpikir dengan benar. Bukan hasil dari mengikuti pemikiran orang lain, atau disesuaikan dengan apa yang sudah digariskan atau mimetic (mengikuti apa kata orang) atau plagiarisme, mencontek. Namun anak memahami keputusan dan sikapnya berdasarkan argumentasi rasional yang didapat dari olah pikir dan budinya. Tentu sesuai dengan kadar usia dan tingkat berpikir anak.
Guru memberikan bimbingan dan menunjukkan atau menyediakan berbagai hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan daya pikir/akal, budi dan sikap anak dalam menghadapi satu persoalan. Konsep problem dan project base learning menjadi salah satu cara untuk mengembangkan peserta didik bisa berpikir merdeka dan kritis. Guru menuntun peserta didik untuk membangun argumentasi berpikir dan bersikap dalam suatu persoalan. Pilihan bersikap didasarkan atas hasil pertimbangan yang telah dilakukan oleh peserta didik. Bukan atas dasar mimetic atau mengikuti cara bersikap atau berpikir orang lain.
Pendidikan merupakan rekayasa sosial untuk melahirkan manusia-manusia Indonesia yang memiliki karakter nasionalis, religius, menghargai perbedaan, memiliki keteguhan dalam agama namun tetap inklusif dan beradab serta mampu menjawab tantangan global.
Mengutip broad cast yang menyebar di media sosial. Broad cast tersebut entah benar atau tidak. Tapi kita akan ambil positifnya saja. Jika dalam hal pendidikan China sedang fokus persiapkan anak didik ke hi-tech and creative industry. Pendidikan di Amerika fokus pada memperkuat advanced materials, Cyber, and bio-science, angkasa. Pendidikan di Rusia fokus pada perkuat pengembangan manusia super/ super human. Pendidikan di Malaysia fokus menyiapkan anak didik utk menjadi manajer top dunia bidang jasa baik perdagangan, keuangan, dan investasi.
Maka, fokus pendidikan di Indonesia akan melahirkan manusia Indonesia seperti apa? Mari kita renungkan. Salam Kang Marbawi (080221)