Oleh : Susan Daniati, S.Pd.I., M.Pd.
Ketua DPC AGPAII Mangkubumi
Guru PAI SDN Karanglayung Mangkubumi Kota Tasikmalaya, Jawa Barat
Pagi ini saat memasuki kelas dua di sekolahku, seperti biasa anak-anak sudah siap untuk belajar. Satu yang menjadi sorotan saat masuk kelas ini dibangku paling depan telah duduk satu anak yang mempunyai keterbatasan fisik, Muhammad Fariz Aditama namanya.
Walaupun Fariz punya keterbatasan fisik tapi semangat belajarnya membuatku salut. Selalu ceria, dan fokus dalam belajar. Teman-teman dikelasnya semua membantu Faris, mengeluarkan buku catatan dan alat tulis dari tas. Rasa empati, saling menyayangi sudah tumbuh pada teman sekelasnya.
Pada hakekatnya, kita semua manusia adalah sama. Begitu pula dengan orang yang mempunyai fisik tidak sempurna atau cacat. Mereka memang tidak mempunyai fisik sempurna seperti kita, tapi mereka mempunyai segudang prestasi yang mungkin belum tentu kita dapat menyamainya.
Banyak diantara kita yang mengaku sebagai manusia yang paling sempurna dimuka bumi ini, tetapi letak kesempurnaan kita itu dimana, bila kita mengaku manusia yang paling sempurna apakah seorang penyandang cacat tidak sempurna ? Tentu saja tidak, jusrtu merekalah manusia yang paling sempurna di sisi Allah SWT, hanya saja kita sebagai manusia yang memandang mereka tidak sempurna karena dengan kekurangan fisik yang ada pada mereka.
Anak cacat bukan berarti mereka pula adalah anak-anak yang bodoh atau kurang pintar, justru mereka adalah anak-anak yang pintar, cerdas dan berbakat. Dan itulah kelebihan mereka yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, hanya saja mereka cacat dan itulah yang membuat orang-orang begitu benci kepada mereka padahal mereka juga adalah manusia yang sama seperti kita di mata Tuhan. Saya kurang setuju dengan pemerintah yang mendirikan sekolah bagi orang-orang cacat, mengapa karena itu bisa membuat minder anak-anak yang cacat untuk bertemu orang yang beda dari mereka. Apakah mereka salah bersekolah di sekolah yang orang-orangnya berbeda dari mereka, tetntunya juga tidakkan!
Saya sangat-sangat tidak setuju dan sangat begitu perihatin mengapa sangat banyak sekali anak yang menderita cacat tetapi tidak disekolahkan. Bukan orang tuanya yang tidak mau menyekolahkan anak mereka, akan tetapi mereka ini takut membawa anaknya ke sekolah lalu tidak diterima dengan baik-baik hanya dengan melihat kekurangan yang dimiliki. Bahkan sampai di usir dari sekolah.
Sadarlah, apakah kalian tidak menyadari bahwa sangat banyak keinginan dan cita-cita para penyandang cacat dalam dunia pendidikan, keinginan bersekolah para penyandang cacat itu sangat tinggi sekali dibandingkan dengan anak-anak yang non cacat.
Kadang kita tidak berpikir cita-cita dan keinginan mereka terhalang hanya karena kita memandang kekurangan fisik mereka saja. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana masa depan mereka nantinya. Kita membuat meraka menjadi orang yang minder dan malu untuk bergaul di dunia pendidikan. Marilah kita saling membantu sesama. Oleh kerena itu saya sampaikan kepada pihak-pihak sekolah untuk dapat menerima anak cacat, baik yang ingin masuk ke sekolah biasa maupun luar biasa.
Salut buat orang tua Fariz, yang setiap hari menggendong anaknya untuk berangkat ke sekolah, teman-teman sekelasnya yang selalu membantu Faris, ibu wali kelas dan guru-guru yang selalu memotivasi Faris. Semangat Nak, Alloh berikan kekurangan fisikmu tapi kemampuan, kecerdasanmu semoga menjadi contoh buat teman-teman di sekolah.
Buat teman-teman penyandang cacat diseluruh indonesia jangan patah semangat. Untuk adik-adikku dan kakak-kakakku yang sekarang ini sedang mengalami kekurangan fisik, dan jangan jadikan itu sebagai sesuatu yang bisa merusak masa depan kalian maju terus dan semangat, kalian juga punya masa depan yang ingin kalian raih.
Orang normal yang ingin sukses saja pasti diuji, apalagi para disabilitas tentu ujian mereka jauh lebih berat. Untuk itu tidak ada alasan bagi kita mengeluh dan menyerah, apa pun mimpimu percayalah dengan semangat juang yang tinggi kamu pasti mampu untuk meraihnya.[]
Sumber featured image suara.com