SERDANG BEDAGAI_Menjadi guru PAI sudah menjadi pilihan hidup Wanda Pratama Sari, S.Pd.I. Sejak 2010 Wanda mulai mengajar sebagai guru honorer di SMAN Sei Rampah, Kab. Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Setiap hari Wanda mengendarai sepeda motornya menuju tempat tugas. Jalan desa yang dijalaninya setiap hari dari tempat tinggalnya di desa Kesatuan, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai menuju tempat tugasnya bukanlah jalan yang mulus. Melainkan jalan perkebunan berupa tanah merah. Bila musim hujan kondisi jalan licin bahkan berlumpur. Namun bila musim kemarau tiba, jalan berubah menjadi berdebu tebal. Cerita jatuh dari sepeda motor sudah tidak terbilang lagi.
Ketika ditanya berapa honor yang diterimanya, pandangan Wanda menerawang.
“Di tempat saya mengajar, SMAN Sei Rampah, saya menerima gaji perbulannya sebesar Rp.500.000. Namun diterima pertiga bulan sekali,” ujarnya lirih.
Sebagai seorang kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab menafkahi anak dan istri, dengan hanya bersandar pada gaji sebagai guru honorer tersebut tidaklah cukup. Untuk mencari tambahan penghasilan Wanda bekerja di sebuah stasiun radio sebagai penyiar.
Namun, sayangnya upaya inipun tidak kunjung membuat periuknya aman. Begitupun dengan usaha lain yang coba ia lakukan. Kondisi ini membuat mahligai keluarga yang Wanda bina bersama istrinya berhenti di tengah jalan.
“Akhirnya kamipun bercerai. meskipun berat hati akhirnya saya berusaha untuk ikhlas melepasnya,” demikian diungkapkan Wanda dengan mata berkaca-kaca menutup ceritanya. (elfis)
#saveguruagama