1. FIGUR
Setiap Guru PAI, Kepala Sekolah latar belakang PAI dan Pengawas PAI adalah sosok yang selalu bekerja, berjuang, melayani dan mengayomi tanpa merasa lelah untuk kesejahteraan dan kejayaan GPAI dan PAI. Semua adalah figur dalam organisasi, bukan hanya pada sosok Ketua, Sekretaris, Bendahara atau yang lainnya. Figur adalah siapapun yang mampu menjadi contoh, teladan, dan uswah khasanah dalam menggerakan dan menginspirasi untuk menjaga marwah organisasi.
2. IDEOLOGI
Ideologi AGPAII adalah Islam Rahmatan lil alamin/Wasathiyah dan Pancasila. Islam Rahmatan lil alamin/Wasathiyah mengajarkan sikap Tasamuh (menerima perbedaan dan saling menghormati), sikap Tawasuth/Tawazun (keseimbangan), dan sikap Taaddul (menegakkan keadilan). Pancasila menjadi ideologi dalam konteks berbangsa dan bernegara. AGPAII wajib menjaga Indonesia ini agar tetap utuh. Menjaga kebhinekaan Indonesia agar tetap toleran dan saling menghargai. Nilai-nilai yg ada dalam Pancasila compatible dengan nikai-nilai Islam Rahmatan Lil Alamin/Wasathiyah. Namun Pancasila tidak bisa menggantikan agama dalam konteks aqidah.
3. NILAI-NILAI DASAR AGPAII
Nilai-nilai dasar AGPAII adalah nilai-nilai, norma dan sikap yang harus dipegang, dipahami dan dilaksanakan untuk menjadi landasan dalan bertutur kata, bersikap dan berperilaku dalam mengelola organisasi. Nilai-nilai tersebut adalah Integritas, Kejujuran, Akuntabilitas, Inklusif, Ikhlas, Melayani dan Mengayomi.
TAG LINE AGPAII : #Melayani dan Berbagi
MOTTO : AGPAII Wadah Advokasi dan Perjuangan GPAI dan PAI
4. JARINGAN ATAU NETWORKING
Organisasi tanpa jaringan,tidak akan kuat. Maka perkuat jaringan baik ke dalam organisasi (DPW, DPD dan DPC AGPAII di seluruh Indonesia), maupun jaringan ke luar dengan pihak lain baik pemerintah pusat maupun daerah serta lembaga non pemerintah yang berkomitmen tinggi dalam meningkatkan sumber daya manusia melalui dunia pendidikan.
5.KOMUNIKASI DAN SILATURAHMI.
Kekuatan AGPAII adalah komunikasi dan silaturahmi. Melalui komunikasi dan silaturrahmi potensi diri, anggota dan organisasi dapat dimaksimalkan. Komunikasi dan silaturahmi juga untuk menguatkan Ukhuwwah Islamiyah, Ukhuwwah Wathoniyah dan Ukhuwah Basyariah.
6. KERJA BERSAMA DAN SAMA – SAMA KERJA
Dalam menjalankan roda organisasi hendaknya dipupuk sikap kebersamaan, tidak saling mengandalkan. Semua mengambil peran sesuai dengan kapasitas, kapabilitas, kompetensi dan tupoksinya masing-masing.