Kongres 3

 Kongres ke-3 AGPII mengusung tema “Memantapkan Keberagaman, Merawat Keberagaman untuk Kejayaan NKRI” berlangsung 1 – 3 November di Hotel Utami Sidoarjo, Jatim.

Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin menitipkan tiga pesan penting kepada puluhan ribu guru agama Islam di tanah air, Sabtu (02/12/2017), saat membuka Kongres ke-3 Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Gedung Jatim Expo, Surabaya.

Tiga pesan penting itu adalah pertama, metodologi lebih penting dari materi. Kedua, guru lebih penting dari metodologi dan ketiga, ruh guru lebih penting dari guru itu sendiri.

Kongres ini dihadiri Utusan guru agama Islam dari 34 provinsi di Indonesia. Sulawesi Selatan sendiri mengirimkan 30 orang guru agama Islam yang terdiri dari Kabupaten Bulukumba 11 orang, Kota Parepare 20 orang dan Kota Makassar 19 orang.

Kongres ke-3 Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) yang berlangsung di Hall Utama JX Convention Exhibition, Surabaya, Jawa Timur secara resmi dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Pembukaan Kongres AGPAII ke-3 kejadian dengan pemukulan gong oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin. Turut hadir dalam pembukaan Kongres ke-3 AGPAII, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI), Kementerian Agama Imam Safe’i, alim ulama, tokoh masyarakat, dan undangan lainnya.

Perhelatan akbar lima tahunan AGPAII kali ini mengusung tema Memantapkan Keberagamaan, Merawat Keberagaman untuk Kejayaan NKRI dan dihadiri ribuan peserta yang berasal dari berbagai provinsi, kabupaten / kota di Indonesia. Sekitar 8.000 guru agama Islam yang tergabung dalam Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII), 10 ribu peserta kunjungan kongres ketiga bertempat di Hall JX Internasional Expo, Surabaya yang berlangsung tiga hari, sampai -3/12.

Sekjen AGPAII, Mahnan Marbawi mengutip MINA dari laman kemenag, menyatakan, konfirmasi yang sudah kami terima, total guru yang menyatakan Kongres AGPAII ke-3 di Surabaya menyatakan 10 ribu peserta. Mereka berasal dari 27 provinsi di Indonesia dan 38 kabupaten / kota se-Jawa Timur. Kalau guru yang tidak bersertifikasi ini bisa mendapatkan sertifikat, otomatis bisa mendapatkan gaji Rp 1,5 juta dari pemerintah, “katanya pada acara pembukaan Kongres ke-3 Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) di JX Internasional.

Di Jatim saat ini, menurutnya, ada 27 ribu guru. Dari jumlah tersebut, sekitar 7 ribu guru yang tidak bersertifikasi. Kondisi ini, sangat mengkhawatirkan dan akan menimbulkan masalah jika mata pelajaran yang berbeda dengan kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah. Dihadapan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Gus Ipul melaporkan bahwa ada guru-guru agama Islam yang sudah terdaftar harus mengajar di beberapa sekolah, karena ada sekolah-sekolah yang tidak memiliki guru agama, khususnya agama Islam. Akhirnya guru-guru agama Islam ini merangkap beberapa sekolah bagian sebagai dari usaha untuk menutup kekurangan itu.

10 tahun yang lalu kira-kira jumlah guru Pendidikan Agama Islam di Jatim sekita 35 ribu lebih. Sekarang tinggal 27 ribu lebih sedikitdan diperkiraan 10 tahun lagi tinggal 15 ribu. Kalau tidak ada tindakan nyata dari pak Menteri Agama untuk merekrut kembali guru-guru agama Islam, “ucapnya Gus Ipul. Kalau yang namanya buruh aja ada yang namanya UMK, kenapa guru ini diberi UMG, yang keluhan swastanya seperti itu. Nah ini yang harus kita perjuangkan bareng-bareng kita cari celah sehingga baik di negeri dan swasta sama-sama diurus oleh pemerintah “. 

sumber: https://trinusantara.blogspot.com/2017/12/kongres-ke-3-asosiasi-guru-pendidikan.html

Linkyoutube: https://www.youtube.com/watch?v=HGJiDiRkMBg 

 

Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia